
Palembang – Ukhuwahnews | Kelompok Seni Pertunjukan Teater Potlot tampilkan 11 video Art puisi serta diskusi karya pada acara yang bertema “Bersenandung di Perahu Kajang: Menjaga Pesan-Pesan Luhur” di Auditorium Perpustakaan kampus B Universitas Islam Negeri Raden Fatah (UIN RF) Palembang, Rabu (17/07/2024).
Teater Potlot berkaitan dengan berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat. Penyajian karya dari Teater Potlot ini berupa sastra tutur sebagai metode kolektif untuk menyimpan memori berbagai macam cerita yang terjadi pada lingkungan, yaitu lahan basah di Sumatera Selatan (Sumsel).
Salah satu narasumber, Dian Susilastri mengatakan di zaman sekarang sastra tutur mengalami perubahan bentuk karena tuntutan zaman, munculnya era digital yang tak bisa dipungkiri.
“Seperti menggunakan iringan musik, menampilkan simbol-simbol, serta gerakan. Sekarang gen Z dan alpha sudah banyak yang membuat puisi dengan kemasan tersendiri dalam bentuk modern,” katanya.
Dian juga menjelaskan dahulunya sastra tutur hanya untuk memberikan pesan kepada anak, namun di zaman sekarang bisa juga pesan mengenai lingkungan seperti cerita lahan basah yang mereka bawakan.
“Sekarang isinya berubah tapi cara menyampaikannya hampir sama,” ucapnya saat diskusi karya.
Baca juga: Penampilan Perdana Teater Potlot di UIN RF
Ia memberikan pesan kepada seluruh orang agar tetap melestarikan sastra tutur karena di dalamnya terdapat nilai-nilai yang baik. Serta ia juga mengatakan tidak apa-apa jika jaman sekarang bentuk sastra tuturnya berubah mengikuti perkembangan zaman, agar banyak anak muda yang tertarik.
“Tetap pesan nya yang baik tapi diubah bentuk, karena kalau masih seperti dulu maka tidak akan ada yang mendengarkan,” ujar Dian.
Di tempat yang sama, penggarap karya 11 video art, Nopri Ismi mengatakan bahwa dampak penting dari karya ini adalah multidisiplin, sastra tutur ini sudah menerapkan sense of place. Nopri juga memberi pesan untuk para anak muda agar lebih sering mencari tahu cerita-cerita yang ada di daerah
“Yang dirasakan oleh mereka lalu dituangkan ke sastra tutur. Harus banyak ngobrol sama kakek dan nenek supaya tau cerita tentang daerahnya,” katanya.
Reporter: Nabilla Kartika Wiranti
Editor: Putri Ayu Lestari
About Post Author
Hanifah Asy Syafiah
More Stories
YIM Sumsel Dorong Literasi Jurnalis Untuk Perangi HIV, TB dan NAPZA di Palembang
[caption id="attachment_4997" align="aligncenter" width="1619"] Penyampaian materi oleh Nila erina pada acara Program Community Strengthening system-Human Right di Azza Hotel Kota...
FJPI Sumsel Gelar Workshop KBGO: Perempuan Masih Rentan Jadi Target Kekerasan Digital
[caption id="attachment_4914" align="aligncenter" width="2560"] Suasana Workshop Isu Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang menghadirkan Jasmine Floretta sebagai narasumber dari Media...
Kolaborasi JPPR dan Kesbangpol Tingkatkan Kualitas dan Partisipasi Pemilih Palembang
[caption id="attachment_4898" align="aligncenter" width="1280"] Kepala bidang (Kabid) Politik Dalam Negeri (Poldagri) Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) kota Palembang, Farid Wajidi...
Langkah Awal untuk Bumi lebih Bersih dan Hijau
[caption id="attachment_4886" align="aligncenter" width="2560"] Foto bersama murid SMP Widya Bhakti yang antusiasme dalam kegiatan bertema lingkungan di Lorong Yakin, RT...
Sedupi Menangis di Balik Tarian: Siapa yang Akan Menari Setelah Kami?
[caption id="attachment_4883" align="aligncenter" width="1600"] Tiga Maestro penari Tari Si Burung Putih dan kain songket khas Palembang. Minggu, (16/112025) Ukhuwahfoto/Jimas Muamar[/caption]...
Pameran Mikro Plastik Soroti Kedekatan Manusia dengan Sampah Plastik
[caption id="attachment_4878" align="aligncenter" width="1280"] Febriansyah dan Marsya mempresentasikan karya patung Belido bertema mikroplastik dalam gelaran Pameran Mikro Plastik, yang berlangsung...

Average Rating