
Penulis: Manda Dwi Lestari
Biru tak lagi ada, kelabu panjang berbagai racun menyiksa
Sepanjang perjalanan terdengar jeritan yang tak pernah tidur
Tanah semakin tertutup, disentuh percikan fragmen kemajuan
Banyak benteng kekuasaan, lebih tinggi dari pohon yang tumbuh.
Di sinilah, sebuah asa di tanam megar dengan mudita
Yang datang singgah dalam episode kerberlanjutan hidup
Properti tas merah yang dikenakan berbentuk luruhnya hati
Berisikan bekal manis dan dituangkan air suci kehidupan akar.
Baca juga:Â Jasad
Minggu ke minggu, cukup lama putaran roda waktu
Bayang kenikmatan rasa meronta-ronta memanggil pilu
Penantian pulang menunggu, wujud antrian akhir tujuan.
Hati yang disiram kemandirian sejak dini semakin melayu
Pupuk kesepian berteman dekat dan hidup berdampingan
Hingga ketika akal diberi cahaya, terperangkap jua dalam elegi.
Ujian apalagi yang akan dihadapi dinanti?
Bahkan, dalam segi ekonomi pun tak sejajar dengan rumus kehematan.
Mereka bilang yang selesai boleh pulang, bukan?
Misterinya, pulang menunggu panggilan atau pulang menunggu kehilangan.
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi
About Post Author
Ahmad Hafiizh Kudrawi
More Stories
Jasad
[caption id="attachment_4087" align="aligncenter" width="1024"] Ukhuwahdesain/Ahmad Hafiizh Kudrawi[/caption] Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi Jasad terkubur sendiri dalam tanah kesunyian dan gelap senantiasa...
Puisi yang Tak Selesai
[caption id="attachment_4054" align="aligncenter" width="1620"] Ukhuwahfoto/Nabilla Kartika Wiranti[/caption] Penulis: Marsya dwi Rismanda Ternyata dibalik diam mu. Ada dendam yang tersimpan....
Benih masa depan
[caption id="attachment_3971" align="alignnone" width="1922"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Matahari pagi, bersinar menerangi cahaya akal Langkah tak henti...
Jejak Transparan
[caption id="attachment_3889" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Debu yang tak fana Berterbangan hingga ke udara Tanah...
Ampas Kota
[caption id="attachment_3853" align="aligncenter" width="1599"] Ukhuwah Desain/Silvia Ananta[/caption] Penulis: Vitria Isabella Kota ini tak tidur, ia menggeliat dalam gaduh asap pekat...
Matinya Hati, Dalam Jasad yang Hidup.
[caption id="attachment_3795" align="aligncenter" width="279"] Ukhuwahfoto/Rani Dwi Oktafidiya[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya Mungkin pada akhirnya, Bukan dunia yang paling jahat padaku...
Average Rating