Read Time:1 Minute, 27 Second
Sumber/Freepik

Ramadan sebentar lagi, nih, buat Sahabat Ukhuwah yang bingung cari takjil atau anak kos yang malas keluar rumah bisa banget bikin resep bolu dengan bahan-bahan yang bisa kita temui di supermarket dan warung terdekat, salah satunya Bolu Pisang.

Bolu ini sempat booming ketika pandemi Covid-19 dan telah menjadi camilan praktis pilihan. Hidangan ini mudah dibuat dan bisa disandingkan bersama kopi atau teh di sore hari atau sembari menunggu waktu berbuka tiba.

Simak resep Bolu Pisang untuk mengisi waktu bosanmu kala Ramadan nanti.

Baca juga: Cara Mudah Olah Asinan Rumahan

Bahan-bahan :
• 3 butir telur
• 130 gram gula pasir
• 200 gram Pisang Ambon/Raja
• ½ sendok teh baking powder
• ¼ sendok teh baking soda
• 100 gram minyak sayur
• Vanili secukupnya

Perlengkapan :
• Oven atau panggangan yang tersedia di rumah Sahabat Ukhuwah.
• Cetakan bolu/kue
• Kertas roti (jika diperlukan)

Cara membuat :
1. Pertama-tama, siapkan dan panaskan oven,
2. Lalu, ayaklah tepung terigu beserta baking soda sampai halus,
3. Kocoklah telur dan gula sampai putih dan bertekstur seperti krim,
4. Setelah kaku, masukkan pisang aduk sampai tercampur, dan pastikan semua pisang telah hancur,
5. Kemudian, tambahkan tepung sedikit demi sedikit, aduk sampai rata,
6. Selanjutnya, campurkan minyak sayur, aduk kembali sampai tercampur,
7. Hasil akhirnya adonan akan mengkilap dan bertekstur cair,
8. Siapkan cetakan kue sesuai selera, masukkan adonan yang telah selesai diaduk,
9. Terakhir, Panggang adonan sampai matang, sekitar kurang lebih 40-45 menit,

Bolu Pisang siap dihidangkan. Mudah untuk dibuat, bukan? Itu tadi salah satu resep camilan yang bisa kamu buat untuk jadi teman berbuka nanti. Jadi tunggu apa lagi, buat langkah pertama Sahabat Ukhuwah untuk memasak mulai dari sekarang!

Reporter: Marsya Dwi Rismanda
Editor: Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Resensi: Pet Sematary, Misteri Makam Hewan Peliharaan
Next post Tradisi Pengrajin Atap Nipah di Desa Limau: Warisan Turun-Temurun yang Bertahan di Tengah Zaman