
Palembang – Ukhuwahnews| Palembang Network of Friends menggelar panggung rakyat sebagai bentuk peristiwa budaya lintas kolektif dan ruang solidaritas bersama, di Bawah Jembatan Ampera Seberang Ulu, Simpang Pasar Buah, Jum’at (05/09/2025).
Dalam mimbar bebas, seorang Ojek Online (Ojol) Indra, berbagi cerita tentang kisahnya yang sudah kurang lebih dua puluh tahun bekerja dengan pendapatan yang sama.
“Pendapatan saya jadi ojol, biasanya dapat uang hanya 10 ribu seharian dari pagi ke sore. Sementara mereka yang di sana, kurang dari setahun sudah ada informasi naik tunjangan,” ucap Indra.
Baca juga: Merajut Layangan Sebagai Mata Pencaharian Masyarakat Palembang
Di tempat yang sama, Perwakilan dari Aliansi Jurnalistik Independen (Aji) Moeslim mengatakan, bahwa kerja jadi jurnalis itu tidak mudah dan banyak tantangannya.
“Kerja jurnalis itu susah, jurnalis harus berperang dengan berita hoax di media sosial. Di punggung kami memikul beban, banyak penindasan dan kekerasan kepada kami jurnalis,” kata Moeslim.
Lebih lanjut, Moeslim juga mengatakan jurnalis sangat membutuhkan dukungan orang lain, karena nyawa seorang jurnalis sangat dipertaruhkan.
“Seperti polisi, kami juga pergi pagi pulang pagi. Nyawa dipertaruhkan demi memberikan kabar kepada kalian. Kami butuh dukungan dari kalian untuk membebaskan jurnalis dari pembungkaman,” jelas Moeslim.
Mahasiswa salah satu universitas di Palembang , R.E juga ikut menyuarakan terkait pendidikan bukan cuma soal bangku kuliah dan seragam putih abu-abu.
“Hari ini kita berkumpul di bawah jembatan Ampera bukan sekadar untuk hiburan, tapi untuk ingat rakyat butuh pendidikan yang adil, merata, dan membebaskan,” ungkapnya.
R.E menjelaskan apa yang seharusnya dijanjikan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi sekarang.
“Banyak dari kita anak muda dipaksa berhenti sekolah karena biaya. Banyak mahasiswa dihantam utang, biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT), sementara buku jadi barang mewah,” jelasnya.
Terakhir, R. E mengajak semua pendengar untuk mari jaga suara kita, karena ketika rakyat bersuara, pendidikan bukan lagi mimpi, tapi kenyataan.
“Kawan-kawan, bangsa ini nggak akan maju kalau rakyatnya dipaksa bodoh. Farmasi mengajarkan, obat bisa sembuhkan sakit tubuh. Tapi hanya pendidikan yang bisa sembuhkan sakit bangsa,” tutupnya.
Reporter: Manda Dwi Lestari
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi
About Post Author
Ahmad Hafiizh Kudrawi
More Stories
WPS Fair 2025: Rayakan Kreativitas Tanpa Batas di Era Digital Jurnalistik
[caption id="attachment_4765" align="aligncenter" width="2560"] Pengunjung mengamati karya foto pemenang pertama milik Alexandra Naflah (foto bagian atas) tentang pertemuan teknologi dan...
Hemat Energi Lewat Pemanfaatan Panel Surya
[caption id="attachment_4756" align="aligncenter" width="1600"] Abadi, seorang pengemudi perahu di Sungai Musi, memperlihatkan panel surya yang ia gunakan untuk menunjang aktivitas...
Menerangi Sumatera Selatan dengan Isu Transisi Energi Berkeadilan
[caption id="attachment_4717" align="aligncenter" width="1600"] “Dicky Edwin Hindarto, Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, menjelaskan transisi energi berkeadilan dari fosil ke energi...
Belajar Literasi di Perpustakaan Tanpa Buku SMK Negeri 8 Palembang
[caption id="attachment_4667" align="aligncenter" width="2172"] Siswi menunjukkan koleksi dari perpustakaan luar ruangan di SMK Negeri 8 Palembang, Sabtu (27/09/2025). Ukhuwahfoto/Rani Dwi...
Festival Tani Upayakan Isu Agraria jadi Sorotan Serius
[caption id="attachment_4663" align="aligncenter" width="2038"] Sejumlah aktor menampilkan pertunjukan "TAH TANAH" dari Teater Arafah pada Festival Tani di Rumah Sintas, Minggu (27/09/2025)....
Pasar Cinde Jadi Surga Batu Cincin dengan Harga Beragam
[caption id="attachment_4627" align="aligncenter" width="1086"] pedagang menyelesaikan pola batu akik di Pasar cinde kota palembang, Minggu (21/09/2025). Ukhuwahfoto/RaniDwioktafidiya[/caption] Palembang-Ukhuwahnews| Pasar Cinde...

Average Rating