Read Time:1 Minute, 55 Second
Beberapa warga sedang meraut bambu untuk dibuat menjadi layangan di Kampung Layangan, Lorong Sepupu Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang, pada Jumat (05/09/2025). Ukhuwahfoto/Ahmad Hafiizh Kudrawi

Palembang – ukhuwahnews | Tepat di kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, terdapat sebuah lorong yang dari pangkal hingga ujung dihuni oleh para pengrajin layangan, bahkan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian, pada jumat (05/09/2025).

Terletak di lorong sepupu atau lebih akrab disebut dengan nama Kampung Layangan, tampak di sepanjang lorong ini para warga dari berbagai genre dan usia sedang merakit ratusan layangan di setiap rumahnya.

Baca juga: Palembang Tampilkan Keindahan Songket Lewat Festival Swarna Nusantara

Salah satu pengrajin layangan generasi ketiga Neneng, menyampaikan ada berbagai jenis layangan dengan variasi harga masing-masing.

“Kalo untuk layangan ada tiga jenis, yang mahal itu dibuat dengan kertas sambungan, biasanya jenis layangan murah dijual se-bal dipatok harga 65 ribu rupiah,” katanya.

Neneng mengaku menjual ratusan layangan setiap harinya, biasanya pembeli dari berbagai daerah datang sendiri ke rumah, ia juga menyampaikan sering kali layangan yang dibuat kembali dijajarkan lagi oleh tangan kedua.

“Saya jualan sendiri, biasanya juga ada rombongan per kelompok gitu membuat layangan untuk nantinya disetor ke agen penjualan jadi keuntungannya akan dibagi rata,” kata Neneng.

Pengrajin layangan generasi ketiga itu mengungkapkan bahwa jumlah keuntungannya tidak menentu, namun tetap cukup untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari.

“Keuntungan tidak pasti, karena sering ada pembeli yang menawar layangan satu bungkusan harganya 65 ribu jadi 55 ribu, tapi alhamdulliah cukup setidaknya untuk biaya keperluan anak sekolah,” ungkapnya.

Tak jauh dari rumah Neneng, terdapat rombongan ibu-ibu sedang meraut bambu, salah satunya adalah Evi menyebutkan dapat membuat 200-300 layangan per hari, kadang bisa lebih, jika pesanan mengalami peningkatan saat musim layangan.

“Musim layangan biasanya ada di bulan juni dan desember, lebih tepatnya pada saat libur sekolah karena banyak anak-anak yang libur sekolah ingin bermain layangan, kamj juga sering menerima pesanan layangan untuk acara perlombaan,” sebut Evi.

Lebih lanjut, Evi mengatakan sudah menjual layangan ke berbagai daerah sumatera selatan bahkan ada yang sudah dijual ke luar pulau.

“Kami juga biasanya menyetor layangan yang sudah dibuat ke agen penjualan untuk dijual secara online ke berbagai daerah mulai dari muara enim, prabumulih, bahkan pulau jawa dan kalimantan,” sampainya.

Reporter: Ahmad Hafiizh Kudrawi
Editor: Vivin Noor Azizah

About Post Author

Vivin Noor Azizah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Aksi Demonstrasi Bukan Hanya Kerusuhan, Wujud Suarakan Kemanusiaan
Next post Ampera Jadi Saksi: Gema Suara di Panggung Rakyat