Read Time:2 Minute, 3 Second
Sumber/ Instagram

Penulis : Annisa Meidiani

Film berjudul Sayap sayap patah 2 bergenre drama Indonesia adalah karya yang disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, Film ini merupakan hasil garapan Maxima Picture dan Denny Siregar Production. Skrip film ditulis oleh Monty Tiwa, Eric Tiwa, dan Alim Sudio, film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” ditayangkan di bioskop pada tanggal 8 Mei 2025. Film ini merupakan sekuel dari “Sayap-Sayap Patah” yang rilis pada tahun 2022.

Film Sang Prawira dibintangi oleh Arya saloka, Dara Sarasvati, Juan bione, Nugie, Iwan k, Myesha Lin dan masih banyak artis dan aktor lainnya.
Film ini menceritakan tentang Pandu diperankan oleh Arya Saloka, seorang anggota Densus 88 yang menjadi seorang ayah tunggal setelah kehilangan istrinya. Ia berusaha sekuat tenaga menyeimbangkan perannya sebagai penegak hukum sekaligus ayah bagi putri kecilnya, Olivia.

Suatu hari, sebuah bom meledak di sebuah kafe bersamaan dengan bebasnya Leong dari penjara. Sadikin memerintahkan Pandu untuk menyelidiki jejang Leong dan keterkaitannya dengan kejadian tersebut.

Baca juga: Resensi: Sang Prawira, Kesungguhan dan Ketulusan untuk Mengejar Cita-Cita

Hal ini membuat waktu Pandu bersama anaknya Olivia, semakin tersita padahal anaknya baru saja mengalami kesedihan mendalam karena ditinggal ibunya meninggal dunia.

Untungnya, Olivia memiliki ibu guru yang penuh perhatian serta mencoba mengisi kekosongan dan mendekatinya bernama Suri. Lambat laun, kedekatan Olivia dan Suri juga terbawa kepada Pandu.
Ketiganya mulai menjalin hubungan yang dekat dan hangat.

Namun, situasi semakin berbahaya bagi Pandu dan keluarganya. Hal ini karena wajah Pandu terlihat saat melakukan penyergapan.

Aksi balas dendam akibat penyergapan pun dimulai dan mulai mengusik keamanan Pandu dan keluarganya. Pandu pun dihadapkan pada pilihan melindungi negara atau keluarga kecil yang baru saja dimulainya.

Film ini memiliki kelebihan dalam nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan di antaranya adalah Film ini memberi pelajaran bahwa tugas Polri tidak ringan. Di satu sisi harus fokus menjaga keamanan negara, di sisi lain harus melindungi keluarga. Karena itu penting bagi keluarga untuk memahami tekanan dan risiko dalam tugas kepolisian.

Ada kelebihan juga ada kekurangan, beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, seperti logat Batak yang kurang lentur, perilaku anak-anak yang dianggap terlalu berani, dan cara bapaknya menjemput anak-anak satu per satu yang dinilai tidak realistis. Selain itu, ada beberapa adegan yang dianggap kurang masuk akal, seperti Sarma yang memeluk ibunya setelah ketahuan kongkalikong dengan ayahnya, dan ibu yang merasa dipisahkan dari anaknya karena ayahnya. Beberapa kritikus juga menyebut bahwa film ini terlalu dramatis dan tidak realistis dalam menggambarkan kehidupan keluarga Batak.

Editor: Vivin Noor Azizah

About Post Author

Vivin Noor Azizah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Lampu Itu untuk Mimpi Si Bocah Pendiam
Next post UKMK Teater Arafah Hadirkan Terapi Seni Lewat TEMARU