Read Time:1 Minute, 57 Second
Doc by/sahrul ddv

Artikel-Ukhuwahnews| Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk ibadah. Namun, lebih dari sekadar menyembelih hewan, kurban merupakan perintah langsung dari Allah SWT yang syarat dengan makna ketakwaan, kepedulian sosial, dan spiritualitas yang mendalam.

Perintah berkurban secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surah Al-Kautsar ayat 2, yang artinya : “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.”

Ayat ini merupakan instruksi langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui dua amalan besar yaitu shalat dan berkurban.

Baca Juga: Kampung Tempe Palembang: Antara Mesin dan Tradisi

Selain itu, dalam Surah Al-Hajj ayat 34 disebutkan: “Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka.”

Ayat ini menegaskan bahwa ibadah kurban bukan hanya berlaku bagi umat Nabi Muhammad, tapi telah menjadi syariat yang turun-temurun sejak zaman para nabi terdahulu, termasuk Nabi Ibrahim AS.

Sejarah kurban, tidak bisa dilepaskan dari kisah luar biasa Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS. Ketundukan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menerima perintah ini menjadi simbol ketakwaan yang sejati.

Dalam kisahnya, kemudian Allah mengganti Ismail dengan seekor domba sebagai bentuk kasih sayang-Nya dan bukti bahwa yang diuji bukanlah sekadar tindakan fisik, tetapi kesungguhan hati dalam menaati perintah-Nya.

Berkurban bukan hanya ibadah personal, tetapi juga memiliki dampak sosial yang besar. Daging hewan kurban dibagikan kepada kaum fakir, miskin, dan masyarakat sekitar, sehingga semangat berbagi dan kepedulian semakin tumbuh di tengah umat.

Secara spiritual, kurban adalah bentuk latihan jiwa untuk menundukkan hawa nafsu, membuang sifat egois, serta menunjukkan cinta dan kepatuhan mutlak kepada Allah SWT.

Berkurban adalah wujud nyata cinta dan pengabdian kepada Allah SWT. Ia bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi menyembelih ego, rasa kepemilikan, dan cinta dunia yang berlebihan. Di balik darah dan daging yang tertumpah, terdapat harapan agar amalan kita diterima dan diri kita menjadi hamba yang lebih taat dan ikhlas.

Mari sambut Iduladha dengan hati yang penuh syukur, niat yang tulus, dan semangat berkurban yang hakiki. Karena sejatinya, yang sampai kepada Allah bukan darah dan dagingnya, tetapi keikhlasan hati dan ketakwaan kita.

Penulis: Sri Wahyuni
Editor: Vivin Noor Azizah

About Post Author

Vivin Noor Azizah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Kuliah Daring Tiap Jumat, Dosen dan Mahasiswa Keluhkan Efektivitas WFH
Next post Puisi : Selembar Kupon di Hari Kemenangan