Read Time:58 Second

Palembang – Ukhuwahnews | Pengrajin tempe di Kecamatan Plaju Ulu, Palembang masih mempertahankan proses produksi tempe secara tradisional meski sudah mengenal teknologi. Senin, (03/06/2025).

Meski teknologi semakin berkembang, para pengrajin memilih mempertahankan sistem campuran, mesin untuk efisiensi, cara manual untuk menjaga kualitas dan melibatkan tenaga kerja lokal. Bagi mereka penggunaan mesin secara penuh dikhawatirkan akan mengurangi lapangan kerja bagi warga sekitar.

Beberapa tahap seperti pencucian kedelai kini sudah menggunakan mesin, namun tahap penting seperti pencampuran ragi, pengemasan, hingga fermentasi tetap dilakukan manual. Cara ini terbukti menjaga kualitas dan rasa tempe agar tetap enak dan tidak mudah hancur.

Proses pembuatan tempe sendiri memakan waktu sekitar empat hari, dimulai dari perebusan kedelai, perendaman, penggilingan, hingga pembungkusan. Ukuran tempe yang dijual pun bervariasi, dengan harga antara Rp2.000 hingga Rp8.000. Berikut ini beberapa fotret produksi pada tempe.

Baca Juga: Potret Acara Seni TEMARU: Ruang Aman untuk Pulih

Proses Pengemasan kedelai yang dibagi rata menggunakan timbangan. Senin, (03/06/2025). Ukhuwahfoto/Marshanda.

About Post Author

Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Potret Acara Seni TEMARU: Ruang Aman untuk Pulih
Next post Lampu Itu untuk Mimpi Si Bocah Pendiam