
Palembang-ukhuwahnews | Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Festival Tani digelar untuk menanamkan kesadaran tentang isu-isu agraria oleh Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Wilayah Sumatera Selatan di rumah sintas, Minggu (27/09/2025).
Festival Tani bertema Reforma Agraria: Membangun desa menghidupi kota. Bersama komunitas mahasiswa dan lokal, festival bertujuan menghubungkan semangat petani desa dengan masyarakat perkotaan.
Dewa jagat satria selaku ketua pelaksana, menjelaskan bahwa festival ini berupaya mengaitkan petani desa yang selama ini, identik dengan kesederhanaan dan kerja keras dengan dinamika kota.
“Kawan-kawan komunitas ingin menghadirkan festival yang tidak hanya menampilkan sisi pertanian, tapi juga menggabungkan unsur musik dan kegiatan seni agar semangat petani sampai ke kota,” ujar Dewa.
Baca juga: Pasar Cinde Jadi Surga Batu Cincin dengan Harga Beragam
Dewa menambahkan, acara ini bertujuan mengampanyekan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama mahasiswa dan kelas menengah, terhadap isu agraria yang selama ini kurang diketahui publik.
“Kalau mahasiswa meninggal biasanya beritanya viral, tapi kalau petani yang meninggal, berita itu paling bertahan dua sampai tiga hari saja. Kami ingin isu agraria mendapat sorotan yang lebih serius,” jelasnya.
Meski isu agraria tebilang berat dikalangan generasi saat ini, Sekretaris Jendral (Sekjen)
KPA Pusat Dewi Kartika, mengapresiasi kegiatan ini dikalangan anak muda terhadap isu agraria tidak sebanding dengan isu lingkungan dan sebagainya.
“Karena banyak anak-anak muda, tidak terlalu familiar dengan isu agraria, ini terobosan menurut saya perlu lingkar diskusi, yang kata isu refoma agraria itu berat engak semudah memahami isu lingkungan dan korupsi,”tegasnya.
Dewi membubuhkan harapan besar sebuah terobosan baru untuk relasi kota dan desa tidak akan saling menghisap kembali, suara yang harus disuarakan dengan bentuk apapun bisa terus dilakukan.
“Jadi setelah hari tani kita turun ke jalan lalu setalah itu kita bersyukur, berpesta merefleksikan hari tani dari teater, musik band jadi suara petani, suara tanah dirampas hingga alam dirampas bisa ditampilkan dengan cara yang berbeda,” tutupnya.
Reporter: Rani Dwi Oktafidiya
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi
About Post Author
Ahmad Hafiizh Kudrawi
More Stories
FJPI Sumsel Gelar Workshop KBGO: Perempuan Masih Rentan Jadi Target Kekerasan Digital
[caption id="attachment_4914" align="aligncenter" width="2560"] Suasana Workshop Isu Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang menghadirkan Jasmine Floretta sebagai narasumber dari Media...
Kolaborasi JPPR dan Kesbangpol Tingkatkan Kualitas dan Partisipasi Pemilih Palembang
[caption id="attachment_4898" align="aligncenter" width="1280"] Kepala bidang (Kabid) Politik Dalam Negeri (Poldagri) Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) kota Palembang, Farid Wajidi...
Langkah Awal untuk Bumi lebih Bersih dan Hijau
[caption id="attachment_4886" align="aligncenter" width="2560"] Foto bersama murid SMP Widya Bhakti yang antusiasme dalam kegiatan bertema lingkungan di Lorong Yakin, RT...
Sedupi Menangis di Balik Tarian: Siapa yang Akan Menari Setelah Kami?
[caption id="attachment_4883" align="aligncenter" width="1600"] Tiga Maestro penari Tari Si Burung Putih dan kain songket khas Palembang. Minggu, (16/112025) Ukhuwahfoto/Jimas Muamar[/caption]...
Pameran Mikro Plastik Soroti Kedekatan Manusia dengan Sampah Plastik
[caption id="attachment_4878" align="aligncenter" width="1280"] Febriansyah dan Marsya mempresentasikan karya patung Belido bertema mikroplastik dalam gelaran Pameran Mikro Plastik, yang berlangsung...
Mengenal Jejak Sultan Mahmud Badaruddin I di Kawah Tekureb, Cikal Bakal Sejarah Palembang
[caption id="attachment_4870" align="aligncenter" width="1280"] Potret Makam Sultan Mahmud Badaruddin Joyo Wikromo, Imam Sayid Idrus Al. Idrus dan dua istrinya di...

Average Rating