Palembang-Ukhuwahnews | Diskusi film dokumenter “17 Surat cinta” diselenggarakan di Universitas IBA, Jl Mayor Ruslan, 8 ilir, Kecamatan Ilir timur II, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, pada Minggu (17/11/2024).
Dari film “17 Surat Cinta” diceritakan mengenai Suaka Margasatwa tempat tinggal satwa orang utan yang berada di Rawa Singkil, Aceh, mulai mengalami penyempitan hutan lindung, mengakibatkan terjadinya banyak bencana seperti banjir, tanah longsor dan kebakaran hutan.
Acara diawali dengan pembukaaan kata sambutan dari Khoirul Sobri selaku ketua penyelenggara, ia mengatakan bahwa setiap isi film ini banyak memberikan inspirasi ke para penonton.
“Film ini banyak menuaikan motivasi membuat kita menyadari bahwa pentingnya menjaga alam agar terhindar dari fenomena bencana,” ujar Khoirul.
Baca juga: Dokumenter 17 Surat Cinta, Diharapkan Dapat Menyadarkan Pemerintah
Khoirul mengungkapkan Palembang menjadi salah satu kota terpilih dari tiga kota yang menyelenggarakan film dokumenter penuh makna ini.
“Kita semua dapat mengawal kasus-kasus khususnya di Provinsi Sumatera Selatan, karena isi dari film dokumenter tidak jauh beda dari kondisi daerah ini,” jelas Khoirul.
Ditempat yang sama, Wahyu Saputra sebagai Penanggung Jawab acara ikut menyuarakan film dokumenter ini yang diangkat dari tema “17 Surat Cinta” menceritakan tentang jurnalis dan photografer yang bertugas memotret dan mengulik tentang alam.
“Kisah jurnalis dan photografer memotret betapa indahnya bentang alam akan tetapi, realita di lapangan banyak sekali eksploitasi hutan, tambang, perkebunan sawit itu yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup,” ucap Wahyu.
Wahyu menyampaikan, berdasarkan film dokumenter ’17 Surat Cinta” hal yang paling disorot adalah daerah Aceh, Kalimantan, dan Papua yang sering terjadinya kerusakan alam terus-menerus hingga meningkat tiap tahun.
“Tiga daerah yang menjadi sorotan hilangnya habitat hewan lindung akibat dari bukaan lahan yang menyebabkan turunnya tanah karena pembabatan habis hutan sehingga terjadi banjir,” ujarnya.
Ia berharap mengenai acara seperti ini dapat berkolaborasi secara kompeherensif antar generasi, komunitas, dan jejaring sosial yang lebih luas.
“Semoga semakin banyak agenda-agenda yang diadakan di Kota Palembang kalau bisa seminggu sekali, kita harus saling support antar komunitas yang menyelenggarakan acara diskusi mengenai lingkungan,” tutupnya.
Wahyu mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya pemutaran film dokumenter dan diskusi di Kota Palembang tidak mengalami hambatan, berkat kerja sama panitia.
“Berkat kerja sama secara kolektif semua panitia, kegiatan ini berjalan lancar dengan meminimalisir hambatan,” tutupnya.
Reporter: Zahrah Wulan Sari (Anggota Magang LPM Ukhuwah)
Editor: Marshanda
About Post Author
Marshanda
More Stories
Menerangi Sumatera Selatan dengan Isu Transisi Energi Berkeadilan
[caption id="attachment_4717" align="aligncenter" width="1600"] “Dicky Edwin Hindarto, Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, menjelaskan transisi energi berkeadilan dari fosil ke energi...
Belajar Literasi di Perpustakaan Tanpa Buku SMK Negeri 8 Palembang
[caption id="attachment_4667" align="aligncenter" width="2172"] Siswi menunjukkan koleksi dari perpustakaan luar ruangan di SMK Negeri 8 Palembang, Sabtu (27/09/2025). Ukhuwahfoto/Rani Dwi...
Festival Tani Upayakan Isu Agraria jadi Sorotan Serius
[caption id="attachment_4663" align="aligncenter" width="2038"] Sejumlah aktor menampilkan pertunjukan "TAH TANAH" dari Teater Arafah pada Festival Tani di Rumah Sintas, Minggu (27/09/2025)....
Pasar Cinde Jadi Surga Batu Cincin dengan Harga Beragam
[caption id="attachment_4627" align="aligncenter" width="1086"] pedagang menyelesaikan pola batu akik di Pasar cinde kota palembang, Minggu (21/09/2025). Ukhuwahfoto/RaniDwioktafidiya[/caption] Palembang-Ukhuwahnews| Pasar Cinde...
Siti Aminah, Penjaga Tradisi Nipah di Tepi Sungai Musi
[caption id="attachment_4623" align="aligncenter" width="1600"] Pengrajin mengikat daun nipah kering yang akan dijadikan rokok pucuk nipah di Kampung Anyaman 3/4 Ulu,...
Anyaman Daun Nipah dan Tumpukan Sampah di Baliknya
[caption id="attachment_4604" align="aligncenter" width="2048"] Limbah dari kerajinan daun nipah di kampung Anyaman 3/4 Ulu. Sabtu, (20/09/2025). Ukhuwahfoto/Ranidwioktafidiya.[/caption] Penulis: Marshanda (Pemimpin...
Average Rating