
Palembang-Ukhuwahnews | Acara Sriwijaya Lantern Festival yang terselenggara di halaman Sekolah Maitreyawira Palembang, berkolaborasi dengan Rumah Eco Enzim Bakti Nusantara (REBN) dalam menerapkan menjaga lingkungan, Kamis (21/08/2025).
Sepanjang acara berlangsung, tim relawan dari REBN mengumpulkan dan melakukan pemilahan sampah dari setiap tenant bazar, maupun makanan bekas pengunjung.
Baca juga: Eco Green: Pembuatan Tempat Bunga Ramah Lingkungan oleh KKN PKM 83A UIN RF
Ketua REBN, Suly menjelaskan peranan tim relawan pada acara Sriwijaya Lantern Festival, merupakan upaya untuk mengindahkan gerakan yang berdampak bagi bumi dari kumpulan sampah.
“Peran kami mengedukasi masyarakat supaya membuang sampah sesuai jenisnya, dengan dipilah maka sampah bisa memiliki value sebab jika dicampur aduk akan menjadi pemicu pemanasan global,” jelas Suly.
Lebih lanjut, ia mengungkap telah banyak sampah yang dikelola dengan baik oleh REBN, dibandingkan dibuang secara percuma ke tempat pembuangan sampah.
“10% untuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) ,90% nya kami pilah dan kelola,” ungkapnya.
Sampah yang telah dipisahkan berdasarkan jenis, maka akan dikelola hingga menghasilkan beberapa produk cairan serbaguna yang disebut eco enzim.
“Pupuk organik cair, shampoo, sabun, minyak angin menthol, serta bantal terapi,” sebutnya saat diwawancarai.
Baginya, terjalin dalam komunitas REBN merupakan realitas pengabdian terhadap alam tempat kita tinggal, guna menjaga dan melestarikan.
“Saya percaya kalau kita menjaga alam, alam akan memberi beribu-ribu kali lipat lagi ke kita, begitu banyak (manfaat) untuk kita. Menjaga alam adalah kewajiban sebab kita tidak bisa hidup tanpa alam,” pungkasnya.
Selaras dengan itu, salah satu relawan REBN, Ahmad Gunandi antusias menjadi relawan karena ingin melimpahkan kepeduliannya guna menjaga lingkungan.
“Tahun lalu jadi pengunjung di sini, kemarin pas lihat di instagram Sriwijaya Lantern Festival ada pendaftaran volunteer, saya ikutin aja. Sifatnya ingin menolong, tentu mengedukasi masyarakat dalam hal pemilahan sampah,” pungkasnya.
Saat ini di REBN terdapat sebanyak 200 orang relawan. Serta berkolaborasi dengan komunitas eco enzim dari berbagai daerah.
Reporter: Nabilla Kartika Wiranti
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi
About Post Author
Ahmad Hafiizh Kudrawi
More Stories
FJPI Sumsel Gelar Workshop KBGO: Perempuan Masih Rentan Jadi Target Kekerasan Digital
[caption id="attachment_4914" align="aligncenter" width="2560"] Suasana Workshop Isu Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) yang menghadirkan Jasmine Floretta sebagai narasumber dari Media...
Kolaborasi JPPR dan Kesbangpol Tingkatkan Kualitas dan Partisipasi Pemilih Palembang
[caption id="attachment_4898" align="aligncenter" width="1280"] Kepala bidang (Kabid) Politik Dalam Negeri (Poldagri) Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) kota Palembang, Farid Wajidi...
Langkah Awal untuk Bumi lebih Bersih dan Hijau
[caption id="attachment_4886" align="aligncenter" width="2560"] Foto bersama murid SMP Widya Bhakti yang antusiasme dalam kegiatan bertema lingkungan di Lorong Yakin, RT...
Sedupi Menangis di Balik Tarian: Siapa yang Akan Menari Setelah Kami?
[caption id="attachment_4883" align="aligncenter" width="1600"] Tiga Maestro penari Tari Si Burung Putih dan kain songket khas Palembang. Minggu, (16/112025) Ukhuwahfoto/Jimas Muamar[/caption]...
Pameran Mikro Plastik Soroti Kedekatan Manusia dengan Sampah Plastik
[caption id="attachment_4878" align="aligncenter" width="1280"] Febriansyah dan Marsya mempresentasikan karya patung Belido bertema mikroplastik dalam gelaran Pameran Mikro Plastik, yang berlangsung...
Mengenal Jejak Sultan Mahmud Badaruddin I di Kawah Tekureb, Cikal Bakal Sejarah Palembang
[caption id="attachment_4870" align="aligncenter" width="1280"] Potret Makam Sultan Mahmud Badaruddin Joyo Wikromo, Imam Sayid Idrus Al. Idrus dan dua istrinya di...

Average Rating