
Penulis: Winda Wulandari
Lagi, perumahan kecil diselimuti hujan lebat
Jendela terbuka lebar menyisakan hordeng tersisip kaca retak
Diseruputnya kuah-kuahan yang tak seberapa
Sedikit pedas, tapi ia telan kuat-kuat
Sembari berirama ditemani secangkir air hangat
Kadang, ia curi pandang melihat langit pekat
Masih abu dalam batinnya
Baca juga: Puisi: Secangkir Kopi Hitam
Lagi, dinding biru menemani sore gelap
Berbisik pelan menikmati hidangan
Gemuruh rinai menembus dasar ruang
Tenang, bergumam lalu hampir tumbang
Sontak ia ingat, kuah yang tak seberapa
Diseruputnya kembali lalu mengucap doa
Seraya berkata …
“kapan hujan ini akan reda?”
Palembang, 29 Januari 2025
Editor: Annisaa Syafriani
More Stories
Ironi Semut
[caption id="attachment_4403" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Langit tampak biru, tapi janji mereka masih abu Adanya...
Angka Ghaib
[caption id="attachment_4399" align="aligncenter" width="2560"] Sumber: Freepik[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Gedung tinggi, tak setinggi pemikiran para petinggi Wujud gaji untuk...
Simpul Jiwa
[caption id="attachment_4279" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Hitam, putih, hijau, dan merah. Negeri yang penuh warna...
Tamu Kota
[caption id="attachment_4116" align="aligncenter" width="2560"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Biru tak lagi ada, kelabu panjang berbagai racun menyiksa...
Jasad
[caption id="attachment_4087" align="aligncenter" width="1024"] Ukhuwahdesain/Ahmad Hafiizh Kudrawi[/caption] Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi Jasad terkubur sendiri dalam tanah kesunyian dan gelap senantiasa...
Puisi yang Tak Selesai
[caption id="attachment_4054" align="aligncenter" width="1620"] Ukhuwahfoto/Nabilla Kartika Wiranti[/caption] Penulis: Marsya dwi Rismanda Ternyata dibalik diam mu. Ada dendam yang tersimpan....
Average Rating