
Penulis: Rani Dwi Oktafidiya (Sekretaris Umum)
Di bawah langit yang suram, aku berdiri sendiri, mengharap bayangmu kembali, meski tahu itu takkan terjadi.
Kata-kata manis yang pernah terucap kini jadi dusta, hati yang terluka, masih mencari arti cinta yang hilang.
Namun, segala yang ada hanya keheningan yang menyesakkan dada.
Aku mengenang setiap detik yang pernah kita bagi, tertawa, menangis, saling berjanji setia.
Baca juga: Puisi: Notifikasi Cinta
Tapi, semua itu kini hanya serpihan kenangan yang pudar, seperti hujan yang tak pernah berhenti, membasahi jiwa yang rapuh.
Sungguh, aku tak pernah membayangkan kau pergi secepat ini.
Saat malam datang, aku terjaga dalam kesepian, menghitung bintang, berharap ada satu yang kembali menyinari.
Namun yang ada hanya bayang-bayangmu yang semakin memudar, cinta yang dulu kita bina, kini hanya sebuah bayangan kosong.
Kehilangan ini terlalu dalam untuk bisa aku sembuhkan.
Aku bertanya pada diri, apakah ada salahku? Tapi tak ada jawaban selain rasa hampa yang menghantui.
Kita berdua adalah dua jiwa yang terpisah, menjadi sepasang kenangan yang tak bisa diputar kembali.
Apa yang kita miliki kini hanya serpihan waktu yang tak berarti.
Di antara kesedihan, aku belajar untuk melepaskan. Cinta yang dulu hadir, kini harus aku biarkan pergi.
Mungkin suatu saat, aku akan menemukan kedamaian, Namun untuk saat ini, luka ini tetap menjadi bagian dari diriku.
Selamat tinggal, Cinta. Meskipun hati ini masih terluka, aku harus belajar melangkah.
Editor: Annisaa Syafriani
More Stories
Ironi Semut
[caption id="attachment_4403" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Langit tampak biru, tapi janji mereka masih abu Adanya...
Angka Ghaib
[caption id="attachment_4399" align="aligncenter" width="2560"] Sumber: Freepik[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Gedung tinggi, tak setinggi pemikiran para petinggi Wujud gaji untuk...
Simpul Jiwa
[caption id="attachment_4279" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Hitam, putih, hijau, dan merah. Negeri yang penuh warna...
Tamu Kota
[caption id="attachment_4116" align="aligncenter" width="2560"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Biru tak lagi ada, kelabu panjang berbagai racun menyiksa...
Jasad
[caption id="attachment_4087" align="aligncenter" width="1024"] Ukhuwahdesain/Ahmad Hafiizh Kudrawi[/caption] Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi Jasad terkubur sendiri dalam tanah kesunyian dan gelap senantiasa...
Puisi yang Tak Selesai
[caption id="attachment_4054" align="aligncenter" width="1620"] Ukhuwahfoto/Nabilla Kartika Wiranti[/caption] Penulis: Marsya dwi Rismanda Ternyata dibalik diam mu. Ada dendam yang tersimpan....
Average Rating