
Penulis: Rani Dwi Oktafidiya
Kita, dua layar yang bersentuhan, bukan lagi tatap mata, tapi chat yang nyambung. Cinta pun jadi kata-kata, emoji, dan waktu yang di-scroll. Senyummu bisa hilang, tapi notifikasi tak pernah terlambat.
Kamu di sana, aku di sini, dunia kita terhubung dalam jaringan tanpa batas, tapi kadang rasa sepi muncul, seperti buffer lama. Kita lupa, kadang, cinta tak harus selalu terlihat.
Kamu bilang, “Cinta itu seperti musik”, tapi kita lupa, kita lebih sering dengar playlist. Kau jadi lagu di headphones-ku, tapi tak pernah benar-benar mendengar suara hatimu.
Baca juga: Lebih Peka Terhadap Pelecehan di Sekitar
Aku takut, kita sudah terlalu terbiasa dengan dunia yang selalu ada di genggaman. Takut cinta jadi sekedar notifikasi yang lewat, yang datang, lalu hilang begitu saja.
Pernahkah kita benar-benar berbicara? Tanpa DM, tanpa chat yang tertunda, hanya suara, hanya tatap mata untuk merasakan cinta yang lebih nyata.
Mungkin kita takut berisiko. Takut cinta itu bukan algoritma yang bisa dipahami, tapi bagaimana jika cinta itu lebih dari sekadar kode? Lebih dari likes dan share yang kita beri.
Aku percaya, meski dunia kita gemerlap, cinta yang tulus tak akan pernah pudar. Kita hidup di zaman serba cepat, Hati kita tetap tahu cara merasa.
Editor: Annisaa Syafriani
More Stories
Ironi Semut
[caption id="attachment_4403" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Langit tampak biru, tapi janji mereka masih abu Adanya...
Angka Ghaib
[caption id="attachment_4399" align="aligncenter" width="2560"] Sumber: Freepik[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Gedung tinggi, tak setinggi pemikiran para petinggi Wujud gaji untuk...
Simpul Jiwa
[caption id="attachment_4279" align="aligncenter" width="1280"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Hitam, putih, hijau, dan merah. Negeri yang penuh warna...
Tamu Kota
[caption id="attachment_4116" align="aligncenter" width="2560"] Ukhuwahfoto/Manda Dwi Lestari[/caption] Penulis: Manda Dwi Lestari Biru tak lagi ada, kelabu panjang berbagai racun menyiksa...
Jasad
[caption id="attachment_4087" align="aligncenter" width="1024"] Ukhuwahdesain/Ahmad Hafiizh Kudrawi[/caption] Penulis: Ahmad Hafiizh Kudrawi Jasad terkubur sendiri dalam tanah kesunyian dan gelap senantiasa...
Puisi yang Tak Selesai
[caption id="attachment_4054" align="aligncenter" width="1620"] Ukhuwahfoto/Nabilla Kartika Wiranti[/caption] Penulis: Marsya dwi Rismanda Ternyata dibalik diam mu. Ada dendam yang tersimpan....
Average Rating