
Penulis: Annisa Meidiani
Resensi – UKhuwahnews | Film berjudul Sang Prawira diangkat dari novel bergenre drama merupakan karya Onet Adithia. Novel yang diangkat menjadi film ini pertama kali diterbitkan tahun 2019.
Film Sang Prawira dibintangi hampir seluruhnya oleh pejabat negara diantaranya Inspektur Polisi Dua (Ipda) Aditia ACP, Ipda Dimas Adit S, Ipda M. Fauzan Yonanndi, Tito Karnavian, Luhut Binsar Pandjaitan, Yassonna H. Laoly, Ganjar Pranowo, Irjen Dr. Eko Indra H S, Irjen Agus A, Herman Hadi Basuki, dan Mayjend. M. Sabrar F., juga dibintangi oleh aktris Anggika Bolsterli yang bereperan sebagai Nauli.
Film ini menceritakan tentang seorang ayah bernama Horas yang diperankan oleh Ipda Dimas Adit S yang menginginkan anaknya menjadi orang kaya.
Baca juga: Resensi: Pet Sematary, Misteri Makam Hewan Peliharaan
Horas merupakan seorang pemuda yang lahir di sebuah kampung di tepian Danau Toba. Keadaan keluarga yang tergolong kekurangan membuat ayahnya mengharapkan Horas menjadi pengusaha, agar bisa mengangkat status ekonomi keluarganya.
Sayangnya, Horas berpikir lain, dia ingin menjadi seorang polisi. Pengabdian kepada negara lebih penting dari urusan pribadi, mungkin itu yang terpikirkan oleh Horas. Tentu jalan menjadi lebih berat untuk menggapai cita-cita. Tapi tetap saja, Horas berjuang untuk meraihnya.
Keadaan ini semakin sulit saat Horas juga harus mengurus kisah cintanya dengan Nauli yang diperankan oleh Anggika Bolsterli, menjadikan kisah cinta yang romantis namun sangat rumit.
Namun, tekad Horas tetap tinggi. Ia tetap berniat menjadi seorang polisi demi mengejar mimpinya tersebut. Horas juga harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya.
Kokohnya keinginan Horas kemudian membuat jalannya menjadi polisi mulai terbuka. Jauh dari Toba, Horas ditempatkan di Jakarta Utara. Tanpa langsung banyak basa-basi, Horas harus berhadapan dengan teror penculikan anak-anak yang sering terjadi.
Setelah rentetan persoalan di Ibu Kota, akhirnya Horas pun pulang ke kampung halaman dikarenakan berita duka yang di mana ibu Horas meninggal dunia. Selain itu, Horas juga menemui Nauli yang akan menikah dengan Gomgom.
Film ini memiliki kelebihan dalam nilai-nilai kehidupan yang ditanamkan di anataranya adalah nilai semangat dan kesungguhan dalam menggapai cita-cita, serta nilai-nilai Self love atau mencintai diri sendiri.
Ada kelebihan juga ada kekurangan, beberapa adegan terasa terlalu dramatis dan kurang natural, hal ini membuat beberapa momen kehilangan kesan realistisnya.
Selain itu, akting sebagian pemain pendukung masih terasa kaku dan kurang meyakinkan, ini bisa dikarenakan pemeran bukan merupakan insan yang memang berkecimpung dalam dunia akting. Ditambah lagi, alur cerita film ini kadang terlalu cepat melompat dari satu konflik ke konflik lainnya.
Secara keseluruhan, film ini layak untuk ditonton terutama dalam upaya penumbuhan rasa semangat dan pantang menyerah dalam menggapai cita-cita, terkhusus untuk anak-anak dengan dampingan orang tua.
Editor: Annisaa Syafriani
About Post Author
Annisaa Syafriani
More Stories
Sinopsis Film Serigala Langit : Kisah Pilot Gadhing Baskara yang Harus Berjuang Bangkit dari Kegagalan dan Mencari Jati Diri.
[caption id="attachment_4893" align="aligncenter" width="720"] Sumber/Youtube[/caption] Penulis : Annisa Meidiani Film berjudul serigala langit mengambil genre drama ala indonesia. Film ini...
Perempuan-Perempuan Tangguh di Ujung Sawah Sedupi
[caption id="attachment_4858" align="aligncenter" width="1024"] Rohaya (68), menampakan padi di sawah miliknya. Sabtu, (15/11/2025). Ukhuwahfoto/Marshanda[/caption] PALI - Ukhuwahnews |Di Kabupaten Penukal...
Wamen Pertanian Buka Kongres V Forkom BEM/DEMA PTAI di UIN RF
[caption id="attachment_4806" align="aligncenter" width="1600"] Pembukaan Acara Sekaligus Keynote Speaker oleh Wakil Mentri Pertanian Repulik Indonesia (RI), di Gedung Academic Center...
Kuliah Iftitah FDK Ajak Mahasiswa Pahami Radikalisme
[caption id="attachment_4540" align="aligncenter" width="1600"] Moh. Dofir selaku pemateri sedang menjelaskan mengenai strategi pencegahan terorisme dan radikalisme pada Mahasiswa Baru (MABA),...
“Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah”: Potret Alternatif Hidup dari Kacamata Seorang Anak
[caption id="attachment_4528" align="aligncenter" width="1600"] Layar bioskop film 'andai ibu tidak menikah dengan ayah', Minggu (07/09/2025) Ukhuwahfoto/Ranidwioktafidiya[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya...
Resensi Film Believe “Saat Takdir, Mimpi, dan Keberanian Bertarung dalam Satu Medan”
[caption id="attachment_4038" align="aligncenter" width="739"] Sumber/Youtube[/caption] Penulis: Annisa Meidiani Resensi-Ukhuwahnews | Film berjudul Believe merupakan adaptasi buku biografi Jenderal Tentara Nasional...

Average Rating