Read Time:1 Minute, 43 Second
Ukhuwah Desain/M. Alvan Tio

Artikel – Ukhuwahnews | Tanggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara pada tahun 1889. Sebagai pelopor pendidikan Indonesia, beliau dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional berkat perjuangan dan pemikirannya yang menjadi landasan sistem pendidikan di Tanah Air.

Salah satu warisannya yang paling terkenal adalah semboyan: “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani“. Filosofi ini menekankan pentingnya peran pendidik sebagai panutan, penyemangat, dan pendukung dalam proses belajar mengajar.

Hardiknas menjadi momen refleksi terhadap kondisi pendidikan nasional. Pendidikan bukan sekadar kegiatan formal, melainkan fondasi pembangunan karakter, peradaban, dan kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu, semua elemen masyarakat memiliki tanggung jawab untuk turut serta memajukannya.

Baca juga: PTN-BH, Rancangan Inovasi Kampus atau Siasat Ladang Bisnis Pendidikan

Meski telah banyak kemajuan, dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi tantangan serius seperti ketimpangan akses, infrastruktur terbatas, dan kualitas guru yang belum merata. Pemerintah pun terus melakukan reformasi lewat program seperti Merdeka Belajar dan digitalisasi pembelajaran.

Di era globalisasi dan kemajuan teknologi, siswa dituntut memiliki keterampilan abad ke-21 seperti literasi digital, pemikiran kritis, dan kemampuan berkolaborasi. Ini menuntut kurikulum yang dinamis agar mampu menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan dunia kerja.

Kurikulum Merdeka yang diluncurkan Kemendikbudristek hadir sebagai upaya mendorong pembelajaran yang lebih fleksibel dan sesuai minat siswa. Hal ini juga memberi ruang bagi guru untuk berinovasi dalam proses pembelajaran yang adaptif dan bermakna.

Guru memegang peran vital dalam keberhasilan pendidikan. Dedikasi mereka, terutama di wilayah terpencil, perlu didukung lewat peningkatan kesejahteraan, pelatihan berkelanjutan, serta akses teknologi yang memadai.

Selain itu, keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak sangat penting. Sinergi antara rumah dan sekolah membentuk lingkungan belajar yang positif dan menunjang perkembangan anak baik secara akademik maupun karakter.

Hari Pendidikan Nasional juga mengingatkan pentingnya pemerataan pendidikan yang inklusif dan bebas diskriminasi.

Untuk menciptakan sistem pendidikan yang unggul dan merata, dibutuhkan kolaborasi kuat dari semua pihak. Semangat Ki Hajar Dewantara harus terus menginspirasi langkah kita dalam membangun masa depan pendidikan Indonesia.

Reporter : M. Alvan Tio
Editor : Annisaa Syafriani

About Post Author

Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Puisi : Janji di Ujung Kapur
Next post Mahasiswa PGMI Balut Matematika dengan Belajar, Bernyanyi dan Bermain