Read Time:1 Minute, 53 Second
Dok/ Arvion Class

UIN RF – Ukhuwahnews | Mahasiswa program studi ilmu komunikasi UIN Raden Fatah Palembang Menyelenggarakan Kampanye literasi yang bertema “when silence speaks” di gelar di SLB-B YPAC Palembang, Rabu (26/11/2025).

Ketua Pelaksana, Wahyu Saputra Pratama menjelaskan bahwa tema “When Silence Speaks” dipilih karena mencerminkan pesan yang tidak selalu hadir dalam bentuk suara.

Baca juga: Membumikan Al-Qur’an Lewat Sentuhan Kreatif Mahasiswa Komunikasi

“Tema ini menegaskan bahwa keheningan pun dapat membawa pesan mendalam, dan setiap anak memiliki cara unik untuk berbicara melalui kreativitasnya,” ujar Wahyu

Selain memperkuat kreativitas, Wahyu juga menargetkan peningkatan kepercayaan diri siswa. Harapan nya kegiatan ini dapat mendorong siswa SLB-B YPAC untuk mengekspresikan perasaan melalui tulisan, gambar, bahasa isyarat, atau simbol visual lainnya.

Wahyu menambahkan bahwa kegiatan ini sekaligus memperkenalkan konsep komunikasi nonverbal sebagai bagian dari kemampuan literasi inklusif.

Dalam proses persiapannya, Wahyu melakukan penyusunan proposal, koordinasi dengan pihak sekolah dan Satu Amal Indonesia, serta pembagian tugas internal.

Tantangan terbesar, menurut mereka, adalah memastikan materi kegiatan mudah dipahami oleh siswa berkebutuhan khusus.

“Kami harus membuat materi yang lebih visual, sederhana, dan relevan dengan kebutuhan adik-adik,” jelasnya

SLB-B YPAC Palembang dipilih sebagai lokasi kegiatan karena sekolah tersebut secara khusus menangani pendidikan bagi siswa tunarungu dan tunawicara.

Pemilihan ini dianggap selaras dengan tema “Suara dalam Keheningan” ungkap Wahyu

Dalam rangkaian kegiatan, siswa diajak mengikuti pengenalan komunikasi nonverbal, sesi menulis, latihan ekspresi visual, hingga pembuatan karya tulis dan gambar yang menggambarkan perasaan serta pengalaman mereka.

Wahyu menyatakan bahwa setiap aktivitas dirancang untuk memberikan ruang kebebasan berekspresi sesuai kemampuan masing-masing siswa.

Kegiatan ini disebut membawa dampak positif tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi pihak sekolah dan panitia.

Para siswa mendapatkan pengalaman baru serta dorongan kepercayaan diri. Pihak sekolah menilai kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap praktik pembelajaran inklusif.

Menurut Wahyu kegiatan tersebut menjadi pengalaman langsung dalam berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus dan menumbuhkan empati sosial.

Trakhir ia menyampaikan harapannya anak-anak bisa memperoleh ruang untuk mengekspresikan diri mereka

“Harapan saya, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan berkembang menjadi program literasi inklusif yang lebih luas,” ujarnya.

Ia berharap semakin banyak anak yang memperoleh ruang untuk mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi terbaik mereka.

Reporter: Tia Apriyani

Editor: Vivin Noor Azizah

About Post Author

Vivin Noor Azizah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Satu Hari yang Penuh Kreasi: Festival Seni Budaya PGMI UIN Raden Fatah