
Artikel – Ukhuwahnews | Di tengah derasnya arus informasi digital, kecanduan terhadap konten receh di media sosial menjadi fenomena yang semakin mengkhawatirkan. Salah satu contoh nyata adalah Brian Rot, ini merupakan kondisi seorang pengguna media sosial yang terperangkap dalam kebiasaan mengonsumsi konten ringan yang sering kali tidak mendidik.
Konten tersebut bisa berupa video lucu, tantangan viral, meme, atau unggahan yang menghibur namun tidak memberikan nilai positif. Kebiasaan ini berisiko merusak kesehatan mental, produktivitas, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Menurut data yang dihimpun oleh Asosiasi Psikologi Digital Indonesia (APDI), lebih dari 50% pengguna media sosial di Indonesia menghabiskan lebih dari 3 jam sehari untuk mengakses platform seperti TikTok, Instagram, dan X.
Baca juga: Tapak Suci UIN RF Raih Juara Umum 1 Kejuaraan Daerah
Data ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam segi waktu, yang dihabiskan untuk mengonsumsi konten hiburan yang minim manfaat edukatif.
Ini menjadi perhatian utama karena kebiasaan tersebut dapat menyebabkan kecanduan, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda yang rentan terhadap pengaruh media sosial.
Dampak Negatif Kecanduan Konten Receh
Kecanduan konten receh dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
Menurut Dr. Mira Sari, seorang pakar psikologi digital, konsumsi konten yang berulang kali tanpa nilai edukatif dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk fokus, meningkatkan perasaan cemas, dan mengganggu pola tidur.
Dr. Mira menjelaskan Algoritma medsos memang dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, tetapi konten yang bersifat menghibur tanpa tujuan positif justru memperburuk kesejahteraan psikologis.
Upaya Pencegahan dan Solusi
Untuk mengatasi masalah ini, sejumlah langkah pencegahan dapat diterapkan, baik oleh individu maupun keluarga. Pertama, penting untuk mengatur waktu yang dihabiskan di platform media sosial.
Penelitian oleh Universitas Indonesia menunjukkan bahwa 70% pengguna medsos yang melakukan pembatasan waktu layar, mengalami peningkatan produktivitas dan kualitas tidur yang signifikan.
Kedua, mengganti kebiasaan konsumsi konten dengan hal yang lebih edukatif dan bermanfaat menjadi langkah yang sangat dianjurkan. Mengikuti akun-akun yang berbagi informasi berguna, ilmu pengetahuan, atau topik yang relevan dengan minat pribadi, dapat membantu seseorang lebih bijak dalam bermedia sosial.
Selain itu, orang tua juga memiliki peran besar dalam membimbing anak-anak dan remaja agar tidak terjebak dalam konsumsi konten receh.
Menurut survei oleh Kementerian Komunikasi dan informatika (Kominfo), lebih dari 40% orang tua di Indonesia belum memberikan pengawasan yang cukup terkait aktivitas online anak-anak mereka.
Pengawasan yang lebih ketat, dengan mendampingi anak-anak saat menggunakan media sosial dan berdiskusi tentang dampak negatifnya, menjadi langkah penting dalam mencegah kecanduan.
Penulis: Rani Dwi Oktafidiya
Editor: Annisaa Syafriani
More Stories
Fakta pahit MBG tetap jalan Meski Banyak Murid keracunan
[caption id="attachment_4679" align="aligncenter" width="1600"] Dok/espos.id[/caption] Artikel-Ukhuwahnews |Program MBG (Makanan Bergizi Gratis) yang dijalankan di sejumlah sekolah terus berlangsung meskipun telah...
Anak Empat Tahun Meninggal Akibat Infeksi Cacing, Cacing Ditemukan Hingga Otak
[caption id="attachment_4395" align="aligncenter" width="612"] Sumber: Istock/srisakorn[/caption] Artikel-Ukhuwahnews | Indonesia digemparkan oleh kasus tragis seorang anak perempuan berusia empat tahun asal...
Mandat yang Diingkari
[caption id="attachment_4360" align="aligncenter" width="1041"] Ukhuwahdesain/Rhessyamaris[/caption] Penulis: Rhessyamaris (Pemimpin Redaksi) Editorial-Ukhuwahnews | Kabar duka kembali menghiasi kanal media Indonesia. Setelah diperas...
Minuman Sehat Berkafein: Pilih Matcha atau Kopi?
[caption id="attachment_4276" align="aligncenter" width="1080"] Ukhuwahdesain/Manda Dwi Lestari[/caption] Artikel-Ukhuwahnews | Matcha menjadi salah satu minuman alternatif yang digemari generasi muda selain...
Lada Mentah Pagar Alam per 80 Ribu, Petani Harap Dukungan
[caption id="attachment_4165" align="aligncenter" width="1620"] Proses penjemuran lada hitam di kelurahan bangun jaya kota pagaralam utara. Sabtu, (16/08/2025) Ukhuwahfoto/Ranidwioktafidiya[/caption] Pagar Alam-Ukhuwahnews...
Janji Tinggal Janji : Apakah Kemiskinan Harus Kita Wariskan Lagi?
[caption id="attachment_4073" align="aligncenter" width="2000"] Sumber/Freepik[/caption] Artikel-Ukhuwahnews | Kemiskinan masih menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)...
Average Rating