Read Time:1 Minute, 34 Second
Dok/espos.id

Artikel-Ukhuwahnews |Program MBG (Makanan Bergizi Gratis) yang dijalankan di sejumlah sekolah terus berlangsung meskipun telah muncul fakta pahit bahwa banyak murid mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan. Kejadian ini menjadi sorotan publik dan memicu pertanyaan terkait keamanan dan pengawasan dalam pelaksanaan program tersebut.

Data Keracunan Meningkat
Menurut laporan Dinas Kesehatan , selama tiga bulan terakhir terdapat peningkatan kasus keracunan makanan di beberapa sekolah yang menjadi peserta program MBG. Dari total 500 murid yang menerima makanan, tercatat sekitar 50 anak mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, diare, dan demam tinggi. Sebagian di antaranya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Baca juga: Sejumlah Siswa di Jawa Keracunan MBG, Apa yang Salah?

Mengapa Program Tetap Berjalan?
Meski data ini sudah dipegang oleh pihak berwenang, pelaksanaan MBG tetap berjalan. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Dinas Pendidikan dan penyelenggara program antara lain:
1. Kebutuhan Nutrisi Murid: Program MBG dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi murid yang berasal dari keluarga kurang mampu. Penghentian program dinilai dapat menimbulkan masalah kekurangan gizi bagi anak-anak tersebut.
2. Langkah Perbaikan Sedang Dilakukan: Pihak terkait mengklaim sedang melakukan audit dan perbaikan dalam pengadaan makanan serta prosedur distribusi. Pengetatan pengawasan terhadap supplier dan standar kebersihan sedang diimplementasikan.
3. Alternatif Belum Tersedia: Hingga saat ini belum ditemukan solusi pengganti yang setara dengan program MBG dalam hal cakupan dan biaya.

Orang tua murid yang anaknya menjadi korban keracunan menyampaikan keprihatinan mendalam. Mereka menuntut transparansi dan jaminan keamanan makanan yang diberikan. Beberapa kelompok masyarakat juga mengusulkan agar dilakukan evaluasi menyeluruh dan pelibatan pihak ketiga independen untuk mengawasi pelaksanaan program.

Kejadian ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa program sosial sekalipun harus selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan anak-anak. Pemerintah dan pelaksana program diharapkan dapat memperbaiki sistem pengawasan agar tragedi keracunan tidak terulang.

  1. Penulis: Rani Dwi Oktafidiya (Sekertaris Umum LPM Ukhuwah)
    Editor: Vivin Noor Azizah

About Post Author

Vivin Noor Azizah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Belajar Literasi di Perpustakaan Tanpa Buku SMK Negeri 8 Palembang
Next post LPM Ukhuwah Cetak Jurnalis Muda Berkompeten Lewat PJTD ke-XXVII: “Mencipta Kabar Lewat Nalar”