
Penulis: Nabilla Kartika Wiranti (Pengurus LPM Ukhuwah)
Palembang-Ukhuwahnews |Kedai kopi Mibar terletak di Jalan Mahameru Plaju Palembang, menjadi tempat nongkrong yang menawarkan keterbukaan ruang untuk berdiskusi secara interaktif, hingga mendorong untuk berkarya.
Nuansa yang dihadirkan di kedai kopi Mibar menggunakan konsep rumahan, saat datang, kita akan disambut oleh kolam yang dulunya adalah bekas rawa, serta halaman yang rimbun oleh pepohonan, dilanjut dengan view art lukisan pada dinding outdoor.
Baca juga: Manisnya Cokelat dari Tanah Karo, Seulas Mimpi Pendidikan Tinggi untuk Anak
Ketika masuk ruangan, terlihat pada sisi kanan terletak satu rak dipenuhi oleh buku, disediakan bagi para pembeli yang datang ke Mibar.
Sebelum terwujud kedai Mibar, terdapat cerita perjalanan dari pemiliknya, seorang pria berusia 24 tahun bernama Mahesa Putra. Mulanya Mahesa berjualan kopi keliling sendirian menggunakan sepeda motor.
Tajuk “Mibar” merupakan bahasa daerah asli Palembang yang berarti keliling, sebutan itu muncul beranjak dari ucapan sang nenek menegur kebiasaan Mahesa yang suka berkelana.
“Dulu aktif ikut komunitas yang bergerak di isu lingkungan, ada juga mendirikan komunitas Lintas Gondrong Sumatera, terus hobi naik gunung juga. Jadinya, dibilang sama nenek “kamu nih kemano, mibar bae gawe” yang artinya ialah sering keliling. Akhirnya diambil dari situ,” cerita Mahesa.

Awal mula membuka kedai, Mahesa bermodalkan niat dan keyakinan diri yang besar, serta mengandalkan peralatan yang dipinjam pada neneknya, sebab belum mempunyai modal yang cukup.
“Jam terbuang di belakang rumah nenek, dipungut. Cangkir, piring, sampe gas juga minjem punya nenek. Ini karya pun punya kawan,” ucap Mahesa sembari menunjuk dinding kedai.
Berkat peran nenek yang sangat mendukung, menjadi kunci semangat Mahesa untuk terus berproses. Dibalik itu juga, Mahesa merupakan pria yang menggiati dunia sastra, bermula dari menciptakan lagu hingga menerbitkan buku.
Dari latar belakangnya tersebut, maka muncul lah ide memaknai bahwa kedainya tak sebatas tempat euforia sesaat, namun ingin membentuk ruang melimpahkan pemikiran dan berdialog, antara Mahesa dengan seluruh kalangan usia yang datang ke Mibar.
“Keinginan menciptakan ruang yang besar, esensinya memantik diskusi untuk menghasilkan gagasan dan ide. Setiap ketemu orang di sini, pasti diskusi,” kata Mahesa saat berdiskusi bersama Reporter Ukhuwah, pada Selasa, (26/08/2025).
Dalam kedainya, Mahesa menyediakan puluhan buku, tak jarang juga mengundang diskusi setelah pengunjung membaca. Mahesa menyambut dengan suka hati jika kedatangan pengunjung yang ingin berdiskusi, terkait isu apapun itu.

Seiring berjalannya waktu, terciptalah suasana ruang diskusi yang dimaksud Mahesa. Kedai kopi Mibar menjadi tempat berkumpul yang interaktif, bertumbuh bersama.
“Sebab temen-temen yang datang juga berkeinginan yang sama, kan. Maka akhirnya disebut juga Rumah Tumbuh Kembang,” cakap Mahesa.
Sejauh ini, Mahesa terbuka dengan sangat lebar untuk sharing dengan para pembeli di Mibar. Bahkan, sampai ke tahap berproses untuk melahirkan sebuah karya, tentunya bersama teman-teman yang bersinergi.
“Berdiskusi, saling mendukung untuk berkarya. Ketika ada karya, beranjak membuat pameran seni,” ungkapnya.
Di tengah menjamurnya kedai kopi di Palembang, Mahesa memilih mewujudkan kedai kopi, dengan ciri khas konsep interaktif hingga melahirkan berbagai karya. Selain untuk tempat berkumpul melepas penat, tentu bermakna dan berdampak.
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi
About Post Author
Ahmad Hafiizh Kudrawi
More Stories
Siti Aminah, Penjaga Tradisi Nipah di Tepi Sungai Musi
[caption id="attachment_4623" align="aligncenter" width="1600"] Pengrajin mengikat daun nipah kering yang akan dijadikan rokok pucuk nipah di Kampung Anyaman 3/4 Ulu,...
Aksi Demonstrasi Bukan Hanya Kerusuhan, Wujud Suarakan Kemanusiaan
[caption id="attachment_4466" align="aligncenter" width="1500"] Pengunjuk rasa masuk ke halaman gedung DPRD Sumsel, Senin (01/09/2025). Ukhuwahfoto/Al Dona[/caption] Penulis: Selo Obrian (Pengurus...
Menyusuri Warisan Tionghoa di Tepi Musi
[caption id="attachment_4373" align="aligncenter" width="1280"] Papan bertuliskan sejarah singkat berdirinya Kampung Kapitan yang berada di Kelurahan 7 Ulu Kota Palembang, Senin...
Pempek di Tengah Riuh Negeri: Kisah dari Ulu Palembang
[caption id="attachment_4377" align="aligncenter" width="1280"] Pempek goreng yang siap disajikan kepada pengunjung kedai, di Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang, Senin (25/08/2025)....
Manisnya Cokelat dari Tanah Karo, Seulas Mimpi Pendidikan Tinggi untuk Anak
[caption id="attachment_4203" align="aligncenter" width="1620"] Dok/Kelompok Bhinneka Tunggal Ika[/caption] Penulis: Kelompok Bhinneka Tunggal Ika Medan-Ukhuwahnews | Pada pagi yang menyuguhkan sejuknya...
Tradisi Bidar, Warisan Daerah Sumsel Diturunkan dengan Penuh Kebanggaan
[caption id="attachment_4127" align="aligncenter" width="1500"] Salah satu Rumah Pembuatan Perahu Bidar Tradisional The Big Family 9 Sakti terletak di Kecamatan Pemulutan...
Average Rating