
Pagar Alam-Ukhuwahnews | Kelurahan Bangun Jaya, di Pagar Alam Utara, tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan teh berkualitas, tetapi juga sebagai sentra penghasil lada yang mulai berkembang pesat, Sabtu (16/08/2025).
Harga lada mentah yang dijual para petani saat ini mencapai Rp 80 ribu per kilogram, meski proses pengolahan dan pemasaran masih menjadi tantangan tersendiri.
Tri Harjo, petani lada berusia 63 tahun dari Bangun Rejo, menjelaskan tentang harga lada dan proses penjemuran yang harus dilakukan.
“Harga lada mentah di sini sekarang Rp 80 ribu per kilogram. Harga ini sudah stabil dan cukup membantu penghasilan kami,” ujarnya.
Menurut Tri, setelah lada dipanen, petani harus melakukan penjemuran agar lada kering dan tidak mudah rusak.
“Kalau cuaca panas, kami jemur lada sekitar lima hari. Tapi kalau mendung atau sering hujan, proses penjemurannya bisa sampai seminggu supaya benar-benar kering,” jelas Tri Harjo.
Penjemuran ini sangat penting untuk menjaga kualitas lada agar tetap baik saat dijual atau diolah lebih lanjut. Proses yang cukup lama ini juga menjadi salah satu tantangan bagi para petani, terutama saat musim hujan yang berkepanjangan.
Sementara itu, Ahmad Yusuf, mengatakan bahwa lada dari Bangun jaya memang dikenal memiliki kualitas yang cukup baik meski masih dalam bentuk mentah.
“Harga Rp 80 ribu per kilogram sesuai dengan kualitas lada yang kami beli. Namun, biasanya kami membeli lada dalam jumlah besar untuk diproses lebih lanjut agar bisa dijual dengan harga lebih tinggi,” ucapnya.
Ahmad menambahkan, tantangan terbesar bagi pembeli adalah kualitas lada yang sangat tergantung pada proses penjemuran dan kebersihan lada saat panen.
“Kalau lada kering dan bersih, proses penggilingan dan pengemasan jadi lebih mudah. Tapi kalau masih basah atau kotor, hasil olahan bisa kurang maksimal,” kata Ahmad.
Dengan potensi yang ada, petani berharap ada dukungan lebih dari pemerintah maupun pelaku usaha agar fasilitas pengolahan lada dapat diperbaiki, sehingga nilai jual lada dari Pagar Alam Utara bisa meningkat dan memberikan manfaat lebih besar bagi semua pihak.
Penulis: Rani Dwi Oktafidiya (Sekertaris Umum LPM Ukhuwah)
Editor: Vivin Noor Azizah
About Post Author
Vivin Noor Azizah
More Stories
Menerangi Sumatera Selatan dengan Isu Transisi Energi Berkeadilan
[caption id="attachment_4717" align="aligncenter" width="1600"] “Dicky Edwin Hindarto, Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, menjelaskan transisi energi berkeadilan dari fosil ke energi...
Fakta pahit MBG tetap jalan Meski Banyak Murid keracunan
[caption id="attachment_4679" align="aligncenter" width="1600"] Dok/espos.id[/caption] Artikel-Ukhuwahnews |Program MBG (Makanan Bergizi Gratis) yang dijalankan di sejumlah sekolah terus berlangsung meskipun telah...
Belajar Literasi di Perpustakaan Tanpa Buku SMK Negeri 8 Palembang
[caption id="attachment_4667" align="aligncenter" width="2172"] Siswi menunjukkan koleksi dari perpustakaan luar ruangan di SMK Negeri 8 Palembang, Sabtu (27/09/2025). Ukhuwahfoto/Rani Dwi...
Festival Tani Upayakan Isu Agraria jadi Sorotan Serius
[caption id="attachment_4663" align="aligncenter" width="2038"] Sejumlah aktor menampilkan pertunjukan "TAH TANAH" dari Teater Arafah pada Festival Tani di Rumah Sintas, Minggu (27/09/2025)....
Pasar Cinde Jadi Surga Batu Cincin dengan Harga Beragam
[caption id="attachment_4627" align="aligncenter" width="1086"] pedagang menyelesaikan pola batu akik di Pasar cinde kota palembang, Minggu (21/09/2025). Ukhuwahfoto/RaniDwioktafidiya[/caption] Palembang-Ukhuwahnews| Pasar Cinde...
Siti Aminah, Penjaga Tradisi Nipah di Tepi Sungai Musi
[caption id="attachment_4623" align="aligncenter" width="1600"] Pengrajin mengikat daun nipah kering yang akan dijadikan rokok pucuk nipah di Kampung Anyaman 3/4 Ulu,...
Average Rating