Read Time:44 Second
Ukhuwah Desain/Mohamad Shabir Al Fikri

Penulis : Marsya Dwi Rismanda

Bulan berganti tahun.
Aku terbenam dengan keasikkan di perantauan.

Ibu,
ternyata aku sudah beranjak dewasa.
Ramainya duniaku dahulu,
telah memiliki peran baru yang mengganti.

Ibu,
Tak pernah kukira, hari ibu adalah perayaan yang membingungkan.
Apakah aku yang harus dirayakan, ataukah ibuku yang harus kurayakan.

Baca juga: Puisi : Janji di Ujung Kapur

Ibu,
banyaknya ilmu di sini, tidak menampikkan bekalmu dahulu.
Nasihatmu…
Harapanmu…

Bahkan, tinta yang kau ukir pada kertas dua lembar,
dan dilipat menjadi bagian kecil.
Masih tersimpan rapi, untuk selalu menjadi pengingat.

Ibu,
Ini tidak seperti yang kubayangkan.
Anak tangganya, memerlukan kesendirian untuk diraih.
Sulungmu, masih perlu pegangan.

Aku tidak perlu hujan seperti orang-orang, untuk menjadi obat.
Cukup sepotong sayap ayam goreng seperti biasanya, kau sajikan di meja makan.

Palembang, 12 Mei 2025

 

Editor: Annisaa Syafriani

About Post Author

Annisaa Syafriani

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Gelar Uji Coba Pembelajaran Matematika di MTs Aisyiyah 1 Palembang
Next post Kolaborasi Festival Komunikasi Marketing 2025 Dukung Inovasi Komunikasi Anak Muda