Read Time:2 Minute, 27 Second
Pengunjuk rasa masuk ke halaman gedung DPRD Sumsel, Senin (01/09/2025). Ukhuwahfoto/Al Dona

Penulis: Selo Obrian (Pengurus LPM Ukhuwah)

Aksi unjuk rasa seluruh lapisan Masyarakat. Tujuannya, reformasi besar-besaran Republik Indonesia.

Tepat di Depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan (Sumsel). Sorot mataku memandang ribuan manusia memenuhi jalanan, dari berbagai sektor persimpangan lima DPRD.

Berbagai kibaran bendera mengombak di lautan massa, dengan satu tujuan suara rakyat harus didengar.

Di tengah kerumunan massa, teriakan “hidup mahasiswa” menggema di jalanan, per-tuntutan dibacakan bergantian oleh seluruh Presiden Mahasiswa.

Riuhnya aksi nampak seorang pedagang wanita tutik, mendorong gerobak jualan miliknya, sedari matahari terbit, ia sudah berada di sekitar Gedung DPRD, untuk mencari sepeser uang.

Baginya, lautan massa demonstrasi merupakan peluang besar untuk ia menjajalkan dagangannya. Resiko yang besar dipilih Tutik walau aksi unjuk rasa ini berpotensi ricuh.

“Walaupun saya tahu demo berpotensi ricuh saya tetap berjualan, karena biasanya demo menjadi salah satu momen yang di incar oleh pedagang, kalo seandainya ricuh, saya tinggal lari,” ungkap tutik.

Tutik mendorong gerobak jualan miliknya di depan gedung DPRD Sumsel, Senin (01/09/2025). Ukhuwahfoto/Selo Obrian

Di sisi lain, kerumunan membuat situasi menjadi desak-desakan, para pengunjuk rasa ingin ketua DPRD Sumsel turun langsung ke jalanan, aparat yang siap siaga jika terjadi aksi anarkisme, dan para dewan yang masih berada di gedung mewah.

Udara terasa panas, diiring air kecil turun dari cakrawalanya. Kondisi di mana apapun bisa terjadi, hingga di titik sosok terlihat wanita diangkat mengunakan tandu oleh relawan tim medis dari Universitas Sriwijaya.

Muhammad Akmal Dwi Antoro, ketua relawan medis Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, berbicara setelah saya duduk disamping nya, dengan wajah berceran keringat bertanya ” iya saya medis ” sambil memasukan tangan bersiap mengambil obat-obatan.

“Tadi baru 30 menit sudah 15 orang kami handle ke pos kesehatan, karena massa mulai berkumpul sekitar jam 11.30 mereka melewatkan makan siang sehingga menyebabkan telat makan dan dehidrasi karena cuaca juga panas” tuturnya.

Salah satu relawan medis mengangkat tangan sambil memegang kardus bertuliskan ‘MEDIS’, Senin (01/09/2025). Ukhuwahfoto/Al Dona

Cuaca panas ditengah aksi, membuat rawannya korban, waktu istirahat tidak ada bahkan untuk mengisi perut, di sisi lain medis. Relawan logistik dari Ikatan Mahasiswa Ogan Komering Ilir (IMOKI) dan Gerakan Pemuda Sumatera Selatan (Gaass).

Salah satu mahasiswa demonstrasi pingsan dan langsung dibawa oleh relawan medis UNSRI untuk mendapat pertolongan, Senin (01/09/2025). Ukhuwahfoto/Selo Obrian

Aidi Putra salah satu anggota IMOKI dari UIN Raden Fatah Palembang. Memberi roti dengan air minum, tak memperdulikan ricuhnya aksi mereka bergerak di belakang sembari memberi logisitik di tengah lautan massa. Tujuannya, agar masyarakat yang menyampaikan aspirasinya tidak tumbang.

“Hingga pagi tadi donasi dari masyarakat terus datang, alasannya karena aksi ini tidak ada lagi korban,” ceritanya.

Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi

About Post Author

Ahmad Hafiizh Kudrawi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Suasana Aksi Damai Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sumsel
Next post Merajut Layangan Sebagai Mata Pencaharian Masyarakat Palembang