
Penulis: Selo Obrian (Pengurus LPM Ukhuwah)
Aksi unjuk rasa seluruh lapisan Masyarakat. Tujuannya, reformasi besar-besaran Republik Indonesia.
Tepat di Depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Selatan (Sumsel). Sorot mataku memandang ribuan manusia memenuhi jalanan, dari berbagai sektor persimpangan lima DPRD.
Berbagai kibaran bendera mengombak di lautan massa, dengan satu tujuan suara rakyat harus didengar.
Di tengah kerumunan massa, teriakan “hidup mahasiswa” menggema di jalanan, per-tuntutan dibacakan bergantian oleh seluruh Presiden Mahasiswa.
Riuhnya aksi nampak seorang pedagang wanita tutik, mendorong gerobak jualan miliknya, sedari matahari terbit, ia sudah berada di sekitar Gedung DPRD, untuk mencari sepeser uang.
Baginya, lautan massa demonstrasi merupakan peluang besar untuk ia menjajalkan dagangannya. Resiko yang besar dipilih Tutik walau aksi unjuk rasa ini berpotensi ricuh.
“Walaupun saya tahu demo berpotensi ricuh saya tetap berjualan, karena biasanya demo menjadi salah satu momen yang di incar oleh pedagang, kalo seandainya ricuh, saya tinggal lari,” ungkap tutik.

Di sisi lain, kerumunan membuat situasi menjadi desak-desakan, para pengunjuk rasa ingin ketua DPRD Sumsel turun langsung ke jalanan, aparat yang siap siaga jika terjadi aksi anarkisme, dan para dewan yang masih berada di gedung mewah.
Udara terasa panas, diiring air kecil turun dari cakrawalanya. Kondisi di mana apapun bisa terjadi, hingga di titik sosok terlihat wanita diangkat mengunakan tandu oleh relawan tim medis dari Universitas Sriwijaya.
Muhammad Akmal Dwi Antoro, ketua relawan medis Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, berbicara setelah saya duduk disamping nya, dengan wajah berceran keringat bertanya ” iya saya medis ” sambil memasukan tangan bersiap mengambil obat-obatan.
“Tadi baru 30 menit sudah 15 orang kami handle ke pos kesehatan, karena massa mulai berkumpul sekitar jam 11.30 mereka melewatkan makan siang sehingga menyebabkan telat makan dan dehidrasi karena cuaca juga panas” tuturnya.

Cuaca panas ditengah aksi, membuat rawannya korban, waktu istirahat tidak ada bahkan untuk mengisi perut, di sisi lain medis. Relawan logistik dari Ikatan Mahasiswa Ogan Komering Ilir (IMOKI) dan Gerakan Pemuda Sumatera Selatan (Gaass).

Aidi Putra salah satu anggota IMOKI dari UIN Raden Fatah Palembang. Memberi roti dengan air minum, tak memperdulikan ricuhnya aksi mereka bergerak di belakang sembari memberi logisitik di tengah lautan massa. Tujuannya, agar masyarakat yang menyampaikan aspirasinya tidak tumbang.
“Hingga pagi tadi donasi dari masyarakat terus datang, alasannya karena aksi ini tidak ada lagi korban,” ceritanya.
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi
About Post Author
Ahmad Hafiizh Kudrawi
More Stories
Menyusuri Warisan Tionghoa di Tepi Musi
[caption id="attachment_4373" align="aligncenter" width="1280"] Papan bertuliskan sejarah singkat berdirinya Kampung Kapitan yang berada di Kelurahan 7 Ulu Kota Palembang, Senin...
Pempek di Tengah Riuh Negeri: Kisah dari Ulu Palembang
[caption id="attachment_4377" align="aligncenter" width="1280"] Pempek goreng yang siap disajikan kepada pengunjung kedai, di Kecamatan Seberang Ulu 1 Palembang, Senin (25/08/2025)....
Bukan Sekadar Seduhan Kopi: Realitas Kedai Ruang Diskusi
[caption id="attachment_4318" align="aligncenter" width="2560"] Potret Mahesa Putra sedang melakukan proses pembuatan kopi di meja bar kedai kopi Mibar, di Jalan...
Manisnya Cokelat dari Tanah Karo, Seulas Mimpi Pendidikan Tinggi untuk Anak
[caption id="attachment_4203" align="aligncenter" width="1620"] Dok/Kelompok Bhinneka Tunggal Ika[/caption] Penulis: Kelompok Bhinneka Tunggal Ika Medan-Ukhuwahnews | Pada pagi yang menyuguhkan sejuknya...
Tradisi Bidar, Warisan Daerah Sumsel Diturunkan dengan Penuh Kebanggaan
[caption id="attachment_4127" align="aligncenter" width="1500"] Salah satu Rumah Pembuatan Perahu Bidar Tradisional The Big Family 9 Sakti terletak di Kecamatan Pemulutan...
Dibalik Kisah Perjuangan Kedai Pempek Cek Ning di Kampung Pempek Tanggo Rajo 7 Ulu
[caption id="attachment_3895" align="alignnone" width="1280"] Salah satu karyawan menggoreng pempek, di Kedai Cek Ning Lorong Tangga Raja 7 Ulu, Kecamatan Seberang...
Average Rating