Read Time:2 Minute, 19 Second
Para pengunjung mengabadikan momen bersama Linda. Gajah Sumatera yang berada di Taman Wisata Alam, Desa Perangai, Serelo, Kabupatan Lahat, Sabtu (18/10/2025). Ukhuwahfoto/Marshanda

Lahat-Ukhuwahnews| Di kaki Bukit Serelo, yang masyarakat kenal sebagai Bukit Jempol, berdiri sebuah tempat wisata edukatif yang semakin populer di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Namanya cukup unik, Sekolah Gajah. Di sinilah para pengunjung dapat berjumpa langsung dengan Gajah Sumatera yang bersahabat, salah satunya seekor betina bernama Linda yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan pada Sabtu (18/10/2025).

Perjalanan menuju lokasi yang berada di Desa Perangai ini memakan waktu sekitar satu jam dari pusat Kota Lahat. Meski jaraknya tidak dekat, semangat pengunjung untuk melihat satwa langka tersebut tidak surut. Udara sejuk perbukitan dan panorama alam membuat perjalanan terasa berharga, terlebih ketika sampai di Taman Wisata Serelo, tempat para gajah dirawat dan diperkenalkan kepada publik.

Seorang pawang menjelaskan bahwa delapan ekor gajah hidup di kawasan ini. Namun, tidak semuanya ditampilkan setiap hari. Para pawang memilih menampilkan mereka secara bergantian agar satwa-satwa ini tetap tenang dan tidak stres.

Dengan biaya masuk Rp5.000 per orang, pengunjung mendapat kesempatan langka untuk melihat gajah dari jarak dekat, dan berfoto bersama dalam pengawasan petugas.

Bagi Jupio Dwi Prananda, pengunjung asal Kayu Agung, pengalaman ini menjadi sesuatu yang tidak terlupakan.

“Rasanya senang sekali bisa lihat gajah dari dekat. Meski masih agak takut untuk berfoto, apalagi gajahnya besar dan diikat rantai. Tapi ini pengalaman pertama saya melihat langsung,” katanya.

Baca juga: Warung Kopi dan Kebiasaan Berdialog di Tempirai

Sementara itu, Miftahur Rizki yang datang jauh-jauh dari Belitang, mengaku terkejut dengan ukuran gajah yang jauh lebih besar dari bayangannya.“Baru kali ini saya melihat gajah sungguhan. Besarnya luar biasa, tidak seperti yang saya kira selama ini,” ujarnya sambil tersenyum.

Di Tengah Ancaman Aktivitas Tambang

Namun di balik keindahan wisata alam ini, muncul kekhawatiran mengenai keberlangsungan hidup para gajah. Hal ini diungkapkan oleh Reza Yuliana, Manajer Program Yayasan Anak Padi, yang tinggal di Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat.“Saya khawatir karena kawasan tempat gajah ini hidup berdekatan dengan tambang. Air sungai sudah mulai tercemar, dan itu bisa mengganggu ekosistem serta kesehatan gajah,” ungkapnya.

Reza menuturkan bahwa wilayah Merapi kini menjadi pusat aktivitas pertambangan di Lahat, dengan keberadaan dua PLTU berbahan bakar batu bara yang aktif beroperasi.

“Di Desa Muara Maung saja sudah ada 10 izin usaha pertambangan (IUP). Belum lagi di desa-desa sekitarnya. Kalau kondisi ini dibiarkan, keberadaan gajah jelas terancam,” jelasnya.

Ia membandingkan kondisi di Lahat dengan habitat gajah di Bengkulu, yang berada jauh dari area tambang sehingga hewan-hewan di sana tampak lebih sehat dan kehidupannya lebih terjaga.

“Sudah saatnya pemerintah lebih berpihak pada kelestarian satwa dan lingkungan, bukan hanya pada keuntungan perusahaan tambang,” tegasnya.

Reporter: Marshanda
Editor: Ahmad Hafiizh Kudrawi

About Post Author

Ahmad Hafiizh Kudrawi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Hadirkan Pemateri Berpengalaman, Sulap Sampah jadi Uang.
Next post Arbitrase dan Bayang-bayang Privatisasi keadilan