
Penulis: Ahmad Hafidz Kudrawi
Opini – Ukhuwahnews | Pernahkah Kamu melintasi jalan raya yang seharusnya memakan waktu sebentar berubah menjadi perkemahan massal? Semua itu bisa kamu rasakan hanya di Jalan Palembang-Betung.
Salah satu jalan lintas sumatera yang menjadi langganan kemacetan parah terutama pada arus mudik lebaran yakni dari jalan Palembang-Betung. Jalan lintas ini menghubungkan kota Palembang menuju persimpangan betung yang akan mengarah ke Jambi, sehingga wajar saja jalan ini senantiasa dipadati kendaraan pribadi maupun truk-truk pengangkut barang.
Ironinya di balik kegunaan lintas jalan ini, selalu ada berbagai bencana yang terjadi terutama kemacetan, tercatat pada arus mudik lebaran 2024 kemacetan parah terjadi sepanjang 23, 1 kilometer (km) selama hampir seharian, akibatnya banyak pemudik terpaksa menginap di pinggir jalan lantaran kendaraan yang tidak dapat bergerak.
Tidak hanya itu, kemacetan parah kembali terjadi pada libur Hari Natal dan Tahun Baru, hal ini terjadi diakibatkan satu unit truk dengan muatan besi 20 ton mengalami patah roda as. As roda berfungsi sebagai poros putar yang memungkinkan roda bergerak dengan bebas saat kendaraan melaju.
Baca juga:Â Menyikapi FOMO dalam Demonstrasi
Belum lagi banyaknya pengguna kendaraan yang melawan arus sehingga memperparah kondisi kemacetan jalan tersebut.
Namun, sebenarnya apa penyebab yang paling memicu terjadinya kemacetan lintas jalan ini bahkan sampai dikatakan begitu horor? Mari kita coba bedah beberapa penyebab horornya.
Infrastruktur Jalan Rusak Tak Terurus
Memantau kondisi lintas jalan Palembang-Betung memang sampai saat ini, belum ada sedikit pun perubahan perbaikan ke arah lebih baik. Banyak jalan yang dipenuhi lubang kecil maupun besar, terlebih lagi daerah ini memiliki potensi banjir, sehingga apabila peristiwa ini terjadi maka pasti akan menghambat kelancaran lalu lintas.
Faktor lainnya adalah luas jalan yang kecil dan sempit, adanya pasar tumpah dan pasar tradisional di pinggir jalan tentunya mengganggu kendaraan melintas, selain itu belum ada jalur alternatif lain yang dapat digunakan pada lintas Palembang-Betung ini.
Terkait perluasan jalan, pihak Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) hanya dapat menyampaikan usulan, disebabkan jalan itu milik nasional yang dikelola oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR).
Bukankah sudah seharusnya pihak pemerintah lebih peka terhadap masalah kemacetan di lintas jalan ini karena peristiwa ini sudah terjadi tidak hanya satu atau dua kali, namun sudah berkali-kali terutama di hari libur nasional. Apalagi lintas jalan ini merupakan penghubung ke daerah Jambi hingga ujung Sumatera yang akan berpengaruh langsung dengan pertumbuhan ekonomi lokal, sektor perdagangan, pariwisata, dan industri.
Walaupun sudah ada kabar baik dengan dibangunnya Tol Palembang-Betung, namun sampai sekarang belum ada kepastian, kapan rampungnya proyek ambisius negara tersebut.
Ramai Truk Serta Mobil Pribadi Melintas
Kemacetan panjang di Jalan Lintas Timur Sumatera ini sering terjadi pada hari libur nasional, karena tingginya mobilitas masyarakat yang bepergian untuk liburan atau mudik ke kampung halaman. Selain itu kendaraan berukuran besar seperti truk juga menjadi faktor yang mempengaruhi kelancaran lalu lintas di jalan.
Dengan ukuran yang besar dan kecepatan terbatas, kendaraan-kendaraan seperti ini sering kali menjadi penyebab terhentinya arus lalu lintas. Karena itu dalam situasi tertentu, keberadaan kenderaan berat ini di jalan utama seharusnya diatur lebih ketat.
Tentunya peran kepolisian Resor (Polres) terutama di wilayah Banyuasin, Betung hingga sekitarnya sangat diperlukan untuk mengatur dengan tertib para pengendara yang melintas, agar mengurangi dampak kemacetan.
Pengemudi Kendaraan yang Ugal-Ugalan
Pada masa arus mudik tahun 2024, Pemrov melaksanakan aturan yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur Sumsel Nomor 550/0939/DISHUB/2024 yang melarang truk selain mengangkut sembako dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dilarang melintas mulai 5-16 April 2024.
Akan tetapi, masih banyak ditemukan kendaraan tersebut beroperasi di jalan utama. Belum lagi, banyak kendaraan pribadi yang saling mendahului secara sembarangan atau bahkan melawan arus disebabkan tidak sabar menunggu antrean panjang, sehingga memperparah kemacetan arus lintas.
Perlunya ketegasan dari kepolisian yaitu melakukan patroli dengan sepeda motor terutama di titik-titik rawan, untuk menindak kendaraan yang melanggar aturan. Selain itu, para pengendara juga harus sadar untuk mematuhi aturan lalu lintas, tidak saling memotong dan tetap sabar saat menunggu antrean panjang.
Dengan tertib berlalu lintas, harapannya dapat menyelesaikan masalah kemacetan, tetapi juga yang lebih penting adalah menjaga keselamatan semua pengguna jalan.
Jalan Tol sebagai Harapan Pemecah Masalah
Pembangunan Jalan Tol Palembang-Betung, diharapkan menjadi solusi yang mengakhiri mimpi buruk dari kemacetan selama ini. Tol sepanjang 69,29 km ini dirancang memangkas waktu tempuh dari Palembang ke Betung yang semula 3,5 jam menjadi hanya 1 jam saja.
Pada 30 September 2024 di Jakarta, telah dilakukan penandatanganan Perjanjian Perusahaan Jalan Tol (PPJT) oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Miftachul Munir. Dalam acara penting ini memperlihatkan progres pembangunan beberapa ruas jalan tol, menunjukkan perbedaan variasi signifikan.
- Kramasan-S. Rengas (21,5 km): Progres 74,53%
- Rengas-P. Balai (33 km): Progres 75,64 %
- Balai-Betung (14,69 km): Progres 0,05 %
Tahap pembangunan tol ini, Palembang-Betung masih jauh dari kata rampung. Kendala yang dialami yakni sengketa pembebasan lahan. Proyek ini juga terganjal kendala birokrasi dan teknis yang membuat target operasional pada Lebaran 2025 mustahil tercapai.
Keberadaan tol ini menjadi berperan penting untuk menghubungkan kawasan industri dan Pelabuhan Bakahueni di Lampung. Tentunya selain bertujuan mengatasi kemacetan, proyek ini diharapkan mempermudah distribusi logistik dan mempercepat mobilitas masyarakat Sumatera yang akan mempengaruhi angka perkembangan berbagai sektor terutama ekonomi lokal.
Pada akhirnya, entah sampai kapan mimpi buruk di jalan lintas Palembang-Betung ini akan berakhir, kita semua pasti menunggu hari di mana dapat menikmati perjalanan yang lebih cepat dan nyaman. Ketika berlibur maupun pulang kampung, tentu saja pembangunan tol ini juga akan meningkatkan perkembangan di berbagai sektor daerah Sumatera.
Namun, harapan besar membutuhkan stok kesabaran yang cukup besar, karena selama belum terwujudkan kita harus menghadapi jalan penuh lubang serta menghabiskan waktu hampir seharian hanya untuk melintasi jalan yang panjangnya tidak sampai 100 km.
Editor: Annisaa Syafriani
About Post Author
Annisaa Syafriani
More Stories
Efisiensi Dana vs Kualitas Pembelajaran: Menimbang Kebijakan Belajar Daring di Hari Jum’at
[caption id="attachment_3289" align="aligncenter" width="500"] Ukhuwah desain/Yola Zakiyyah[/caption] Penulis : Yola Zakiyya Opini – Ukhuwahnews | Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah...
Modus, Maut, Profesi, dan Perempuan
[caption id="attachment_3166" align="aligncenter" width="1080"] Ukhuwah Desain/Winda Wulandari[/caption] Penulis : Winda Wulandari (Pemimpin Litbang) Opini – Ukhuwahnews | Baru-baru ini, kasus...
Hidup di Negara UUD (Ujung-Ujung Duit)
[caption id="attachment_2831" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/ Mohamad Shabir Al Fikri[/caption] Penulis: Mohamad Shabir Al Fikri Suap menurut Kamus Besar Bahasa...
Pertamax sama dengan Pertalite Fast Track
[caption id="attachment_2667" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/ Silvia Ananta[/caption] Penulis: Silvia Ananta Opini - Ukhuwahnews | Baru-baru ini telah dihebohkan dengan...
Menyikapi FOMO dalam Demonstrasi
[caption id="attachment_2550" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/ M. Raihan Arifai[/caption] Penulis: M. Raihan Arifai Opini - Ukhuwahnews | Fear Of Missing...
Work-Life Balance Jadi Kunci Produktivitas di Era Modern
[caption id="attachment_2534" align="aligncenter" width="300"] Ukhuwah Desain/Annisaa Syafriani[/caption] Penulis: Rani Dwi Oktafidiya (Sekretaris Umum) Opini - Ukhuwahnews | Konsep work-life balance...
Average Rating